Namanya Shaggy. Suzuki Shogun RR 125 ini menjadi saksi perjalanan kami sejak menikah tahun 2009, pindah ke Jakarta tahun 2010, pindah ke Cikampek tahun 2011, hingga kembali lagi ke Gunungkidul pada bulan Juni 2015.
Ketika saya menikah pada tahun 2009 dulu, jujur saja saya hanya modal nekad. Kuliah kami sama-sama belum selesai, tabungan pas-pasan, sepeda motor gak punya, sepeda onthelpun gak punya, rumah apalagi, kepikiran saja belum dan sampai sekarangpun juga belum punya rumah. Waktu itu saya cuma punya laptop saja, yang saya yakin kelak akan menghasilkan uang untuk kami. Dan menikah di usia 24 tahun itu, sebenarnya sudah molor 1 tahun dari target saya menikah di usia 23 tahun. Sialnya, di hari ulang tahun saya yang ke 23 saya masih jomblo. Saya ketemu Ida pada bulan Januari 2009, lamaran bulan Juni 2009 pas liburan semester, lalu menikah bulan Desember 2009 juga pas liburan semester.
Pada pertenghan 2010, setelah istri saya wisuda, saya mboyong istri saya ke Bintaro. Eh ternyata waktu mau berangkat itu malah disuruh bawa motor Shogun ini ke Bintaro. Jadinya saya mboyong istri plus motornya. Mertua saya baik ya 🙂
Cara paling praktis buat bawa istri saya plus motornya adalah dengan Bis Sumber Alam. Serius. Saya dan istri naik motor dari Gunungkidul ke pool Sumber Alam di ring road selatan. Motor ikutan naik bis, dihitung 3 kursi. Jadi total saya beli 5 kursi, kelas ekonomi, tanpa AC. Jurusan Bintaro/ Ceger. Turun bis, motor ikutan diturunin, langsung naik motor ke kost saya di deket Pondok Safari. Praktis. Paginya kami sudah bisa sarapan naik motor itu 🙂
Kadang saya mikir juga, saya ini menantu macam apa, boro-boro beliin motor, ini malah boyong anak gadis + motornya. Hmmm.. Kahanan Bu.
Sejak saya mendapat amanah untuk merawat motor ini, sejak itu pula saya berjanji untuk menjaga kemolekannya. Pokoknya motor ini harus selalu cantik alami, tanpa pupur dan gincu.
Namun, malang tak dapat ditolak, pada tahun 2016 Bapak mertua saya kecelakaan dengan motor ini. Body tidak ada yang sampai pecah, cuma gasruk aspal lumayan parah. Lampu utama, batok, sayap, tutup knalpot lecet. Sasis sempat masuk bengkel press body karena agak sender.
Kebetulan kejadiannya waktu istri saya hamil tua sehingga setelah kecelakaan itu motor ini cukup lama ndongkrok karena belum ada waktu dan uang untuk memperbaikinya.
Di awal 2018 akhirnya saya niatkan untuk merestorasi Shogun RR 125 ini sebagai peringatan 10 tahun usianya. Namun, karena keuangan saya juga pas-pasan akhirnya mau gak mau saya harus mikir bagaimana bisa mendapatkan sparepart ori SGP (Suzuki Genuine Part) dengan biaya seminimal mungkin. Dan momentnya memang pas banget, Tokopedia baru gemar bakar duit dengan program cashbacknya. Cocok sudah dengan saya yang LDR dan sering beli tiket kereta. Setiap mendapatkan cashback saya kumpulkan sampai cukup untuk beli sparepart yang saya perlukan.
Saya akan memberikan rincian biaya yang saya keluarkan untuk merestorasi Shogun saya:
- Cat body. Awalnya saya berpikir untuk mengganti seluruh body dengan yang baru, namun ternyata tidak semudah itu karena mencari body dengan warna dan striping yang sama persis susahnya minta ampun. Akhirnya saya masukkan bengkel cat dan hanya nyepet yang lecet-lecet, gak boleh nyenggol striping. Batok dan sayap dicat full, tapi slebor depan hanya dicat yang bagian depan saja. Sedangkan untuk knalpot saya pakai merk Diton yang hi-temp (tahan panas). Total biaya cat cukup murah menurut saya, Rp350.000.
- Headlamp atau lampu utama original SGP harga Rp150.000.
- Jalu atau balancer stang original SGP harga Rp145.000.
- Slebbor atau spakbor belakang orginal SGP harga Rp75.000.
- Bracket kabel speedometer original SGP harga Rp10.000.
- Handle rem depan original SGP Rp37.500.
- Spion kanan kiri original SGP Rp110.000.
- Tutup knalpot original SGP Rp150.000.
- Mika speedometer original SGP Rp30.000.
- Untuk biaya press body saya agak lupa, kayaknya dulu sekitar Rp200.000.
Jadi total biaya yang saya keluarkan untuk memperbaiki Shogun RR 125 ini sekitar 1,3 juta dan sebagian besar dicover oleh cashback Tokopedia.
Berikut video before after restorasi Shogun RR 125. Kenapa saya bikin video? Karena saya pikir ini lebih mudah untuk menampilkan gambar sebelum dan sesudah restorasi, langsung saja simak ya gaes..
Suzuki Shogun RR 125 atau sering disebut Shogun Robot sebenarnya bukan motor favorit kayak Honda Supra atau Yamaha Jupiter. Namun, menurut saya kualitas build Shogun ini juara. Cat yang sudah berumur 10 tahun gak pudar, padahal sering dijemur di terik matahari. Mesin meskipun bukan yang paling cepat, namun buat saya akselerasinya pas, kalem, gak spontan. Suspensi Shogun RR 125 ini menurut saya juga juara, di jalan bergelombang nyaman, gak mental-mental kayak Supra. Mungkin ini disebabkan bobotnya yang lumayan berat, jadi terasa antep dan gak ringkih. Rem juga menurut saya paling modern pada jamannya, depan belakang sudah cakram. Secara keseluruhan, menurut saya Shogun RR 125 ini nyaman sekali meskipun motor ini juga punya kelemahan. Apa itu? Suara klitik-klitik waktu RPM tinggi kemudian gas dilepas. Konon katanya memang itu kelemahan Shogun ini. Selain itu, masalah konsumsi bahan bakar harus saya akui motor ini cukup boros, kebetulan saya dulu juga pernah pegang Honda Supra X Helm In karbu alias non fuel injection, sehingga saya bisa membandingkan konsumsi bahan bakar keduanya. Dan kesimpulan saya memang Shogun lebih boros ketimbang Supra.
Akhirnya, proyek restorasi Shogun RR 125 ini selesai juga. Memang tidak bisa sampai kinclong seperti waktu keluar dari dealer, namun bisa melihat Shaggy ini mulus saja saya sudah sangat bahagia. Saat ini Shaggy memang lebih sering dipajang karena untuk operasional harian sudah ada adiknya, namanya Kupik “Honda Scoopy 2017”.
Selanjutnya saya masih punya mimpi untuk meminang Yamaha RX King, semoga saja tahun ini bisa terwujud. Amiinn.
Leave a Reply