Sejak dulu saya selalu tertarik dengan dunia teknologi, apalagi kalau itu perkara uang, financial technology. Sejak awal bisa cari uang sendiri, saya langsung punya beberapa rekening, bukan karena uang saya banyak tapi untuk cash management plus menuruti rasa penasaran saya. Dulu setiap pulang dari bank saya selalu membawa segepok brosur untuk saya baca di rumah. Fitur SMS banking, internet banking, mobile banking atau apapun namanya selalu saya aktifkan demi mendapatkan pengalaman nyata, tidak sekedar kata orang.
Saya pertama kali punya rekening tahun 2006 awal, BNI di Semarang. Lalu pindah ke Balikpapan akhir tahun 2006 saya bikin rekening BRI dan Muamalat. Tahun 2007 saya nambah rekening satu lagi, Mandiri. Tahun 2009 saya bikin rekening BSM dan menutup Muamalat karena fitur-fitur BSM menurut saya lebih banyak. Tahun 2012 saya nambah rekening lagi BCA dan BTN. Dan terakhir 2017 saya buat rekening Jenius, produk dari BTPN.
Ngapain sih punya rekening banyak?
Sejak dulu saya itu cukup setiti kalau soal uang, dari awal dapat gaji saya mulai membuat catatan harian untuk mencatat pendapatan dan pengeluaran saya. Jadi saya tahu uang saya habisnya buat beli apa aja. Nah, rekening-rekening itu jadi alat untuk memisahkan uang-uang saya sesuai peruntukannya. Misal BSM untuk tabungan keluarga meskipun kenyataannya di akhir bulan uang di rekening ini dibabat juga, BTN tabungan anak, BRI untuk gaji, BCA untuk dagang.
Lalu, sampailah di tahun 2015, tahun dimana saya mulai jualan tiket secara serius. Ternyata dengan memiliki rekening banyak itu bisa meringankan pelanggan saya juga. Mereka tidak saya paksa untuk mbayar ke satu rekening, bebas pokoknya, yang penting pelanggan tidak kena biaya transfer 6.500 rupiah. Misal pelanggan saya hanya punya BRI, ya monggo transfer ke BRI. Adanya BSM, saya juga punya BSM. Pokoknya yang penting pelanggan bahagia. Insyaallah saya akan menemukan cara untuk membahagiakan diri saya sendiri. π
Dengan pola seperti itu, saya harus berkorban biaya transfer saat saya mau melakukan deposit tiket. Perusahaan tempat saya nunut jual tiket punya 5 rekening, yaitu BII, BCA, Mandiri, BRI, BNI. Sementara itu rekening saya yang sudah auto closed gara-gara saldonya memprihatinkan BNI dan Mandiri, jadi rekening saya yang masih aktif tinggal BRI, BSM, BCA, BTN, Jenius. Kalau pelanggan saya transfernya ke BCA, BRI dan Jenius saya gak harus keluar uang lagi kalau mau deposit. Tapi kalau BSM atau BTN ya saya harus rela keluar biaya transfer.
Hingga akhirnya pada tahun 2016 saya baca di sebuah artikel tentang startup bernama Flip. Idenya keren juga, transfer antar bank gratis. Sebenarnya pola kerjanya sangat sederhana, misalnya kita mau transfer dari BSM ke BRI, kita mentransfer uang ke rekening BSM Flip, lalu Flip akan mentransfer dari rekening BRI mereka ke rekening BRI tujuan.
Wah kebetulan sekali saya membutuhkan layanan yang bisa memindahkan uang saya dari BSM ke BCA/BRI dengan biaya yang lebih rendah dari ATM Bersama. Akhirnya saya bergabung dengan Flip bulan Januari 2017. Pada saat itu Flip sudah mendapat ijin dari Bank Indonesia sehingga saya menjadi semakin yakin dengan layanan ini.
Sesuai aturan Bank Indonesia yang mengharuskan adanya tatap muka antara penyedia layanan keuangan dan nasabah, Flip waktu itu menyediakan beberapa lokasi untuk verifikasi tatap muka dengan calon nasabah sebelum aktivasi akun Flip. Waktu itu saya ikut verifikasi yang diadakan di Stasiun Jatinegara. Verifikasi cukup cepat karena hanya menunjukkan KTP dan sedikit wawancara dengan petugas Flip. Dan akhirnya akun Flip saya aktif. π
Dua Tahun Bersama Flip
Saya adalah orang yang sangat-sangat bersyukur atas hadirnya Flip. Keren lho mereka itu. Bayangkan saja, mereka memberikan layanan keuangan, tapi mereka tidak mengambil uang untuk jasa yang telah mereka lakukan. Jadi saya sangat maklum dan rela menunggu ketika saya harus antri sampai 1.000 antrian saat saya mau transfer dari BSM ke BCA. Kalau pas buru-buru ya tinggal transfer lewat ATM Bersama, real time. Seringnya sih saya gak buru-buru, jadi tetap pilih pakai Flip meskipu agak lama.
Saat ini Flip punya layanan berbayar untuk transfer prioritas dan akumulasi transfer lebih dari 5 juta per hari melalui 8 bank lokal, antara lain BNI, Bank BRI, BSM, Mandiri, BCA, CIMB Niaga, Bank Muamalat, dan BTPN. Menurut saya layanan inipun termasuk murah, hanya 2.500 rupiah. Bandingkan dengan biaya transfer antar bank 6.500 rupiah, banyak kan selisihnya? π
Pengenaan biaya ini masih wajar menurut saya, demi kelangsungan hidup Flip sendiri. Mereka punya karyawan yang harus digaji, punya server yang harus tetap hidup, punya mimpi memiliki kantor yang kondisinya lebih baik, dan sebagainya. Mereka bukan lilin yang akhirnya mati karena menerangi sekitarnya. Flip harus punya bahan bakar cukup agar bisa memberikan manfaat untuk kita semua.
Selama 2 tahun menggunakan Flip rasa-rasanya tidak pernah ada kendala. Kalau misal ada yang ngeluh karena lama, ya menurut saya dia gak tahu diri. Udah gratis, minta cepet. Kalau pengen cepet yang pakai layanan Flip premium, atau ATM Bersama.
Menurut saya fitur-fitur Flip udah bagus, layanan Customer Service juga memuaskan, konfirmasi transfer cepat, aplikasi juga semakin baik. Bravo Flip.
Dan tahukah Anda selama 2 tahun memakai Flip saya sudah menghemat uang berapa?
Rp 1.005.000,-
Thank You Flip π
Leave a Reply