Edisi Jakarta
“Selamat datang di ibukota”, serentak kami mengucapkan salam. Bus Sumber Alam yang kami tumpangi sampai di Bintaro hari Selasa pagi sekitar pukul 06.00. Saya kira perjalanan Cilacap hanya memakan waktu 4 atau 5 jam, jebule cukup lama juga, 10 jam. Berangkat pukul 20.00, sampai di Bintaro jam 06.00. Selama perjalanan saya lebih banyak tidurnya daripada meleknya, lha wong bisnya uenak tenan meski cuma bis kelas ekonomi, sudah gitu sopirnya juga kalem-kalem aja, alias gak ugal-ugalan seperti bis jurusan Surabaya-Jogja. Dan yang paling seru, bis segede itu hanya dihuni sekitar 13 penumpang, jadi duduk dengan gaya apapun boleh, mau pindah-pindah kursi juga silakan?
Kesan pertama begitu sampai di Jakarta : SUMPEK. Yah persis kayak di TV, lalu lintas macet dan sampah dimana-mana. Tapi ya bagaimanapun juga saya tidak bisa mengelak, tinggal di Jakarta bukan pilihan yang bagus, tapi masalahnya ini adalah konsekuensi logis dari pilihan saya untuk sekolah lagi. Jadi ya, semoga saja selanjutnya ada peluang-peluang yang menjanjikan masa depan yang lebih cerah.
Tidak banyak hal yang saya lakukan di Jakarta karena memang waktu yang tidak banyak. Setelah seharian ngurus daftar ulang di kampus dan mencari kos seadanya, esok harinya saya dan temen saya meluncur ke Bandung.
Leave a Reply