Bulan Juni 2015 ini, saya, istri, dan elka akan pulang kampung ke Gunungkidul. Ya, home base kami di Gunungkidul, meskipun saya masih akan tetap bekerja di Jakarta dan tetap berusaha dan berdoa untuk dapat pindah tugas ke Jogja. Namun, apapun yang terjadi kami akan pulang.
Sejak awal merantau 10 tahun yang lalu, tak pernah terpikirkan dalam benak saya untuk merantau selamanya. Bagi saya merantau adalah batu lompatan untuk membangun mimpi di kampung halaman. Ya, elka akan besar di Jogja, dan kami akan menua di Jogja.
Saya punya tanggung jawab moral sebagai anak, bahwa saat orang tua saya semakin menua maka saya harus menjadi anak yang mampu menjaga, merawat, dan membahagiakan orang tua. Mungkin orang tua saya bahagia melihat kesuksesan saya di perantauan, namun saya merasa belum berhasil sebelum saya bisa menemani bapak ibu saya di masa tuanya.
Anak, bagi kami adalah anugerah terindah. Cucu, bagi kakek dan nenek lebih dari apapun. Saya percaya, cucu akan memberikan kebahagiaan yang istimewa bagi orang tua saya. Itu sebabnya saya ingin bapak ibu saya sesering dan semudah mungkin bisa bertemu cucu-cucunya.
Tak pernah sedikitpun terbersit dalam benak saya untuk membawa orang tua saya ke perantauan saya. Ketika saya ingin mendekatkan diri saya dan keluarga saya dengan orang tua, kami akan pulang. Bayangkan saja, orang tua telah 50 tahun lebih hidup disana, lalu saat beliau tinggal sendirian dan anak-anaknya sukses di perantauan, rasanya kok saya tidak tega untuk mengusik kenyamanannya hidup di rumahnya sendiri. Saya ingin membuat beliau hidup lebih bahagia, lebih sehat, lebih nyaman di tempat beliau sekarang. Itu saja.
Saya akan pulang, dengan atau tanpa UP9.
Leave a Reply