Setiap orang pasti bermimpi memiliki rumah yang bagus, halaman luas, kamar mandi lengkap dengan bathtubs, parkir mobil yang muat beberapa mobil sekaligus. Namun pada akhirnya keputusan untuk membeli rumah akan kembali kepada kemampuan ekonomi yang Anda miliki, dan keputusan membeli rumah harus dilakukan secepat mungkin, karena jika Anda terlambat maka harganya akan naik melebihi kenaikan gaji Anda.
Maksud saya begini, misalnya tahun ini gaji Anda 4 juta rupiah. Rumah yang Anda incar harganya 150 juta. Nah karena suatu hal, Anda menunda untuk membeli rumah menjadi tahun depan. Tahun depan ketika Anda bermaksud untuk membeli rumah dengan tipe yang sama, lokasi yang tidak berjauhan, harganya sudah melonjak menjadi 180 juta rupiah, naik sekitar 20%. Sedangkan gaji Anda hanya naik sekitar 10 %, misalnya menjadi 4,5 juta rupiah. Jika uang muka yang Anda siapkan sama seperti tahun lalu, misalnya 50 juta rupiah, maka Anda harus berhutang 130 juta rupiah, sedangkan jika Anda membeli rumah tahun ini Anda hanya berhutang 100 juta rupiah.
Kawan, hitungan di atas hanya pemikiran saya saja, setiap orang kondisinya berbeda-beda. Ada yang mungkin orang tuanya sedang sakit, sehingga harus menguras tabungan untuk pengobatan orang tua, atau mungkin kondisinya seperti saya, setiap beberapa tahun sekali pindah tempat tugas (mutasi).
Baiklah, kondisi yang kedua adalah kondisi yang saya alami, yaitu tempat tugas yang sering berpindah-pindah. Kondisi seperti membuat saya harus berpikir lebih rumit dari orang-orang yang menetap. Saya harus menentukan home base saya terlebih dahulu, dan itu sudah saya tentukan dari awal, yaitu Jogjakarta. Kedua, saya dan istri punya komitmen untuk selalu bersama, maksudnya kemanapun saya dipindahkan maka istri saya akan mengikuti.
Rumah dan Opportunity Cost
Opportiniy cost (biaya peluang) didefinisikan sebagai suatu kesempatan mendapatkan keuntungan yang hilang karena keputusan mengambil suatu pilihan. Nah opportunity cost yang saya perbandingkan adalah antara memiliki rumah dan memiliki tanah dan kios. Jika memiliki rumah, kami tidak mendapatkan biaya sewa, namun kami tidak perlu menyewa rumah untuk ditempati. Sedangkan jika kami memiliki tanah dan kios, kami bisa mendapatkan tambahan pendapatan bulanan namun kami harus mengeluarkan biaya sewa rumah yang kami tempati.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya kami memutuskan bahwa kebutuhan rumah tidak mendesak, toh belum akan ditempati. Kalaupun membeli rumah di tempat saya tugas sekarang, paling lama 3 tahun sudah saya tinggalkan lagi, angsuran belum lunas, bayar kontrak rumah di tempat yang baru, mengurus proses jual beli yang tidak sebentar, dsb. Jika kami ulas lebih dalam, ada beberapa keuntungan dan kekurangan memiliki sebuah rumah. Keuntungannya jelas memiliki tanah dan rumah, memiliki investasi berupa aset tetap yang nilainya terus naik. Kekurangannya, karena rumah tersebut ditempati maka kita tidak mendapatkan tambahan penghasilan. Selain itu kita juga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pemeliharaannya. Apalagi jika kami membeli rumah di home base kami, jelas rumah tersebut tidak kami tempati. Jadi biaya yang harus kami keluarkan malah dobel, yaitu angsuran rumah di Jogja dan biaya kontrak rumah di tempat tugas saya. Kalaupun mau disewakan, paling setahun hanya 4 juta sampai 7 juta setahun (rumah dengan lokasi di perumahan pinggiran dengan harga perolehan sekitar 200 juta rupiah). Biaya sewa yang didapat tersebut bisa jadi impas dengan biaya pemeliharaan jika penyewa rumah tidak care dengan rumah tersebut.
Akhirnya kami memutuskan untuk membeli tanah, tanah, dan tanah di home base kami. Meskipun sampai hari ini baru satu bidang tanah yang bisa kami beli. Rencananya akan kami bangun beberapa kios agar tanah tersebut bisa menghasilkan uang dari sewa kios, sisa tanah yang ada bisa kami tanami pohon jati untuk investasi jangka panjang. Jadi dalam sebidang tanah kami mendapatkan 3 keuntungan sekaligus, pertama dari sewa kios, kedua pohon jati, ketiga kenaikan harga tanah. Dari ketiga keuntungan tersebut, sewa kios dapat menambah pendapatan bulanan kami sehingga dapat digunakan untuk membayar angsuran hutang yang digunakan untuk membeli tanah dan membangun kios tersebut.
Inilah ide sederhana kami mengenai rumah.. Ide ini belum terwujud sepenuhnya, namun pelan tapi pasti kami menuju kesana.
Leave a Reply