Cepat Beradaptasi Di Kantor Baru

Cepat Beradaptasi Di Kantor BaruKetika kita memasuki lingkungan yang baru, baik itu lingkungan tempat tinggal ataupun kantor yang baru, kita pasti akan mengalami masa adaptasi. Proses penyesuaian diri ini akan berjalan lebih cepat bila lingkungan lama dengan lingkungan baru tidak jauh berbeda dan kita memiliki kemampuan untuk melakukan adaptasi yang cepat.
Saya sudah 2 tahun tidak merasakan rutinisan kantoran karena sejak 2009 saya kuliah lagi. Awal-awal memasuki kampus saya agak terseok-seok, namun lama-kelamaan saya mulai nyaman dengan lingkungan kampus. Dua tahun berlalu dan saat ini, tepatnya 1 bulan lagi saya akan memasuki dunia kerja lagi. Ada kekhawatiran jangan-jangan saya nanti sulit beradaptasi. Jujur saja, saya merasa nyaman di kampus, tugas kita hanya belajar, mengerjakan paper, ujian. Di kantor, jauh berbeda dengan di kampus. Bahkan ekstrimnya, semua yang dapatkan di kampus kadang tidak relevan dengan tugas pokok kita di kantor. Bagi saya hal seperti ini biasa, sederhananya, apakah Sarjana Ekonomi tidak boleh jadi koki di restoran?Boleh saja kan?
Sebenarnya yang saya khawatirkan ketika fresh graduate memasuki dunia kerja adalah kekakuan. Kaku dalam bersikap, kaku dalam berpendapat, tidak luwes, ingin dihargai lebih karena ia punya gelar sarjana dari universitas terkenal, merasa paling pintar dan tidak mau belajar. Hal seperti inilah yang saya takutkan. Banyak kejadian seperti dalam dunia kerja.
Keberhasilan dalam beradaptasi menentukan keberhasilan karier kita. Kita pasti sering melihat dan mendengar beberapa orang yang sering berpindah-pindah kerja dengan alasan tidak betah, teman kerja kurang enak, atau tekanan dalam lingkungan kerja yang menurutnya terlalu keras.Bila diperhatikan, sebenarnya di setiap lingkungan kerja di mana pun itu, pastilahkita akan berhadapan dengan banyak orang dengan berbagai karakter. Kita juga akan menemukan berbagai peraturan kantor. Ada teman yang enak diajak bertukar pikiran dan merasa cocok dengan kita, tapi ada juga yang sebaliknya. Begitu pula dengan peraturan. Ada yang menurut kita masih bisa dijalani dan sesuai dengan kemampuan kita, tapi ada pula yang mungkin menurut Anda sudah tidak sesuai lagi. Satu hal yang perlu kita ketahui, peraturan adalah peraturan. Dan itu tergantung pada penguasa lingkungan tersebut. Bila kita bisa menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut, jangan heran ketika tiba-tiba kita sendiri berkata, “Oh,  nggak terasa sudah 3 tahun, ya.”
Nah, bagiamana cara menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, sehingga Anda tidak setiap setahun sekali pindah karena merasa tidak betah? Berikut beberapa tip yang bisa Anda pegang.
Menghargai budaya perusahaan
Percayalah, jika Anda memasuki suatu lingkungan, pastilah Anda berhadapan dengan peraturan. Sebebas-bebasnya suatu lingkungan, pastilah ada aturannya. Peraturan ini mutlak diperlukan agar kehidupan dalam lingkungan tersebut berjalan teratur. Oleh karena itu, Anda harus mengikuti peraturan yang ada di lingkungan baru tersebut. Baik peraturan yang sifatnya tertulis, maupun peraturan tidak tertulis tapi bersifat mengikat. Pada awalnya mungkin Anda akan merasa kagok. Namun begitu, Anda harus tetap mengikuti budaya dan aturan yang diterapkan di tempat kerja yang baru itu. Misalnya, jangan melanggar jika ada kewajiban mengenakan seragam kantor. Anda jangan coba-coba melanggar peraturan dengan alasan masih baru. Pemimpin yang berpengalaman akan tahu pasti mana kesalahan yang sengaja atau hanya sekadar dibuat-buat.
Open mind
Ingat, Anda masih baru. So, Anda masih sangat banyak membutuhkan bantuan dan belajar dari para senior di kantor. Walaupun mungkin pekerjaan yang Anda dapatkan sudah sesuai dengan disiplin ilmu yang Anda tempuh di kampus, bukan berarti Anda lantas bersikap “sok jagoan”. Pengalaman dari para senior akan sangat bermanfaat untuk Anda dalam lingkungan baru itu. Janganlah menutup diri. Terimalah kritikan orang lain. Bila Anda bekerja sebagai tim, cobalah untuk meraih kepercayaan di dalam tim. Dan akan lebih baik lagi bila Anda langsung mendapat kepercayaan untuk bertanggung jawab terhadap tugas tim. Anda akan banyak belajar.
Pelajari dengan saksama tugas utama
Perusahaan tak mungkin merekrut Anda sekadar untuk duduk santai di belakang meja kantor. Coba perhatikan, sudah banyak, bukan, tugas yang harus Anda kerjakan? Bila Anda merasa masih baru, cobalah pelajari terlebih dahulu tugas-tugas apa saja yang semestinya Anda kerjakan. Teliti dan pilih mana tugas yang harus diprioritaskan. Bila mengalami kesulitan, Anda bisa menanyakannya kepada atasan. Jangan lupa untuk melihat prosedur kerja terlebih dahulu supaya Anda tidak salah dalam mengambil tindakan. Setelah itu, cobalah evaluasi hasil kerjaan Anda. Apakah sudah sesuai dengan target yang diinginkan atau belum?
Malu bertanya, sesat
Apalagi bila pekerjaan yang Anda dapatkan bukan atau tidak sesuai sama sekali dengan disiplin ilmu yang Anda pelajari di bangku kuliah. Tentunya selain kritikan, Anda juga harus aktif “menjemput bola” agar Anda cepat menyesuaikan diri. Artinya, segeralah bertanya bila ada sesuatu yang sekiranya Anda rasa masih kurang jelas. Bertanya tidak harus pada orang yang lebih tua. Anda bisa bertanya kepada orang muda yang sudah cukup berpengalaman. Setidaknya, untuk urusan teknis, orang itu lebih berpengalaman daripada Anda. Selain itu, Anda bisa juga bertanya kepada atasan langsung atau rekan satu level.
Minta penilaian
Biasanya evaluasi resmi akan dilakukan oleh perusahaan setelah masa percobaan. Namun, sebaiknya, Anda tidak menunggu hingga waktu tersebut tiba. Cobalah minta penilaian terhadap apa yang sudah Anda kerjakan. Baik dan buruknya mesti Anda terima, sehingga Anda bisa meningkatkan kualitas kerja. Tapi sikap dan cara demikian bukanlah jaminan bahwa Anda akan begitu saja lolos dari masa percobaan atau bahkan dipromosikan untuk menjadi karyawan tetap. Bila ada kekurangan dalam hasil kerja Anda, diskusikanlah dengan orang lain untuk mendapatkan solusinya.
Keingintahuan
Kuriositas akan membuat Anda bersemangat dalam bekerja. Bila dari awal saja Anda sudah tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap bidang pekerjaan, bukan tidak mungkin Anda pun akan malas untuk mengerjakan apa pun. Kuriositas akan memotivasi Anda untuk mengeksplorasi kemampuan Anda.
sumber : okezone.com

Leave a Reply