Pada tahun 2006, saya dikejutkan sebuah gempa yang meluluhlantakkan Jogja. Gempa tersebut terasa sampai di Semarang, tempat tinggal saya. Awalnya saya mengira itu disebabkan oleh letusan Merapi. Namun ternyata bukan, di Jogja memang terjadi gempa bumi berkekuatan 5,5 SR. Lantas bagaimana dengan Merapi? Gunung Merapi waktu itu juga meletus dan menewaskan 2 orang yang berlindung di bungker. Jadi, pada saat yang hampir bersamaan Jogja ditimpa 2 musibah.
Tahun ini kembali Merapi meletus, menewaskan 24 orang termasuk juru kunci gunung Merapi Mbah Maridjan. Di saat yang bersamaan saudara kita di Mentawai juga ditimpa musibah yang memakan korban jauh lebih banyak. Dikabarkan 100an orang meninggal dunia dan 500an hilang. Untuk mencapai Mentawai jauh lebih sulit karena jaraknya yang lumayan jauh, mungkin itu yang menyebabkan sulitnya mengirimkan bantuan kesana.
Bagaimana dengan banjir di Jakarta? Bukannya saya tidak peduli. Kenyataannya banjir adalah musibah rutin. Bukan Jakarta kalau tidak banjir. Jangan salahkan alam, toh ini kesalahan manusia juga.
So, what should we do? Banyak cara untuk meringankan saudara-saudara kita yang terkena musibah. Jika memungkinkan untuk membantu evakuasi, datanglah. Jika kita hanya mampu mengirimkan donasi, banyak organisasi seperti PMI yang siap menyalurkan bantuan donatur. Kalaupun kita tidak mampu keduanya, selalu panjatkan doa agar saudara-saudara kita diberikan ketabahan. Amin.
Salam hangat dari Jogja. Allah tidak akan menguji umatnya melebihi kemampuan umatnya. Dan sebaik-baiknya umat adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Oktober Kelabu
In
2 responses
Nice Article, inspiring. Aku juga suka nulis artikel bidang Bisnis dan Kesehatan di blogku : http:// http://www.ptmsi.net, silahkan kunjungi, mudah-mudahan bermanfaat.
Indonesia emang lagi dikasih jakpot sama Allah. 😀 Harusnya ini nggak cm dianalisa dari sisi logikanya saja, tapi lebih pada hubungan kita sama Allah. Yang punya kuasa atas bumi ini kan Allah..
Leave a Reply