“Kulonuwun pak…, ajeng nderek cukur pak”, saya menyapa tukang cukur dan beberapa orang yang duduk di dalam kios kecil.
Saya pun segera duduk sambil menunggu antrian pangkas rambut bandung (kok gak pangkas rambut Semin aja ya?). Baru saja saya melepas jaket, bapak-bapak di sebelah saya menyapa, “wau jaga dalu nopo pak?” (artinya : tadi jaga malam ya pak?)
Gubrak… Anda adalah orang kesekian yang menyangka saya adalah seorang Polisi. Waduh.. padahal saya waktu itu kebetulan aja pakai celana panjang warna coklat tua dan kaos hitam yang agak kekecilan (atau badan saya yang kegendutan ya?)
Saya itu dari dulu tidak ngimpi jadi polisi, alasannya ;
1. Saya itu sudah hitam, terus kalau jadi Polisi yang kerjaannya jaga di jalan raya, opo yo ra tambang ireng thuntheng?
2. Saya itu gak suka bekerja di lapangan, lebih enak kerja di ruang ber-AC, di depan komputer.
3. Citra Polisi sekarang ini jelek karena para Polisi tidak punya kesadaran untuk menjaga kehormatan korpsnya. Iya po iya?
4. Saya itu mau cari kerja buat cari duit, kok malah suruh bayar. Penerimaan Polisi sampai saat ini masih penuh dengan KKN. Suap sana sini. Kalau kerja pasti mikirnya gimana caranya balikin modal, akhirnya menghalalkan segala cara.
5. Lingkungan kerja di kepolisian sepertinya tidak mendukung bagi orang-orang seperti saya. Saya itu agak susah diatur, jadi saya itu gak dikasih kerjaan atau ditempatkan di bagian yang tidak saya sukai.
6. Bosen pake seragam. Bayangpun, dari TK, SD, SMP, SMA, Kuliah, pake seragam terus.. Padahal saya dulu cita-citanya pengen kerja tuh pake kemeja lengan panjang, pake dasi, sepatu kulit yang mengkilat.. pokoke perlente..
7.Saya ingin tetap berpegang pada HATI NURANI. Titik.
Habis Jaga Malam Ya Pak?
In
Leave a Reply