“Siaappp Grak”. Teriakan aba-aba itu terasa menghujam hatiku, mengobarkan semangat yang semakin redup. Hentakan langkah tegap menggetarkan hati, bahkan sampai membuatku menitikkan air mata. Semangat, Cinta, menjadi bara yang tak akan pernah padam. Seperti teriakan “Merdeka !!” ketika jaman perjuangan dulu.
Bulan Agustus 2009 ini berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu diliputi semangat merah putih. Sejak aktif di Pleton Inti (Tonti) SMA 1 Wonosari (Ekamas) tahun 2001, bulan Agustus adalah bulan paling sibuk. Kami berlatih baris untuk upacara 17-an di sekolah, mengikuti karnaval Kabupaten Gunungkidul, dan tentu saja bagi kawan-kawan yang terpilih menjadi Paskibraka Kabupaten, Propinsi, dan Nasional harus rela berpisah karena mereka dikarantina. Salah satu kebanggaan kami waktu mengikuti karnaval adalah pertunjukan formasi. Jarang pleton inti di Gunungkidul yang mempunyai formasi.
Pada bulan Agustus 2003, saya mewakili SMA 1 Wonosari menjadi Paskibra Propinsi DIY. Setelah itu saya malah semakin giat aktif di Tonti Ekamas dan Paskibraka Kabupaten Gunungkidul. Prestasi Tonti Ekamas yang membuat saya salut adalah ketika kami bisa membawa pulang piala juara umum pada lomba PBB Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Gunungkidul tahun 2003. Biasanya kami hanya maju 2 pleton untuk lomba, namun Alhamdulillah kami bisa maju 4 pleton. Masih jelas di ingatan saya, 4 pleton dibariskan dari ujung selatan sampai utara, kami semua mengenakan seragam tonti warna putih dan biru untuk memperagakan formasi kebanggaan kami. Semua mata tertuju kepada kami. Cukuplah untuk menyiutkan nyali lawan.
Tahun 2004, 2005, dan 2006 saya lebih banyak bergelut dengan Paskibraka Kabupaten Gunungkidul dan mulai lepas dari Tonti SMA 1 Wonosari. Tahun 2004 dan 2005 saya masih bisa full nglatih, tapi pada tahun 2006 saya baru bisa bergabung bersama teman-teman Paskibraka Kabupaten Gunungkidul 1 hari sebelum hari H. Segalanya berbeda pada tahun 2007, waktu itu posisi saya di Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun saya tetap berkeinginan untuk pulang ke Yogyakarta. Dan waktu itu saya berkeinginan untuk kembali ke Gedung Agung setelah sekian lama tidak menginjakkan kaki di Istana Kepresidenan Yogyakarta. Bahagia rasanya bisa bertemu pelatih-pelatih saya dulu, ada beberapa yang tidak tahu kalau Taufiq Hasan adalah adik kandung saya. Hehe..
Pada tahun 2008 posisi saya juga masih di Balikpapan, namun ternyata banyak hal yang berubah dan saya akhirnya kembali bergabung dengan PPI Kabupaten Gunungkidul. Saya bangga sejak tahun 2004 sampai dengan 2008 saya selalu bisa mengikuti Upacara Pengibaran dan Penurunan Sang Saka Merah Putih di Yogyakarta, meskipun saat itu saya jauh dari Yogyakarta, Gunungkidul, dan sahabat-sahabat saya di Purna Paskibraka Indonesia.
Bagaimana dengan bulan Agustus 2009 ini? Banyak yang berubah. Saya hanya sempat melihat latihan Paskibraka Kabupaten 2 hari, itupun hanya sebentar karena waktu saya yang terbatas. Keadaan yang membuat saya tidak bisa pulang. Saya pun juga tidak berani mengambil resiko jika saya memaksakan pulang minggu ini karena minggu depan saya harus menghadapi ujian.
Semoga Sang Merah Putih tetap berkibar..
Jakarta, 16 Agustus 2009.
Agustus yang Hening
In
3 responses
Yup..kemarin aku kira 17an akan sepi, ternyata malah rame bgt. Pas penurunan bisa ketemu sama para pelatihku..hehe. Para pemberontak yang sebenarnya lebih pantas memegang tanggungjawab itu.. Pengibaran n penurunan jelek..
apa ada yg kenl Ely Nawang Purwanti, dr SMA 1 Wonosari…??
apa punya fotonya waktu SMA…??
kalo punya tolong,,hubungi via e-Mail-Ku,,,
[email protected]wah saya gak tau,, gek seangkatan mas..
Leave a Reply