Elka, Aulia, dan Abang

Elka Aulia Abang

Elka Aulia Abang

Foto : Elka, Aulia, dan Abang sedang main di rumah hari Minggu, 24 Mei 2015 kemarin. Abang heboh dengan pesawatnya, Aulia mungkin sedang jadi astronot, dan Elka lagi seneng-senengnya nonton gambar binatang di kalender dinding.

Sejak dulu, rumah kami selalu ramai dengan anak-anak kecil meskipun waktu itu belum ada elka. Kalau tidak salah sekitar 5 anak yang sering main ke rumah, ada Icha, Abang, Caca, Ayang, dan Aulia (seringnya dipanggil Ling-Ling karena kulitnya yang putih seperti orang Cina).

“Mbak Ida, Mbak Ida….”, biasanya mereka memanggil istri saya. Mereka sudah di depan gerbang dan minta dibukakan pintu gerbang agar bisa masuk.

Lama-lama tinggal Icha, Abang, dan Aulia yang sering main ke rumah karena Caca pindah, dan Ayang punya teman baru di sekolah. Pada tahun 2013 Icha dan Abang pindah juga, sehingga tinggal Aulia yang paling sering main ke rumah. Meskipun Abang sudah pindah, Abang masih cukup sering main ke rumah karena sering diajak Ayah dan Mamanya nengok rumahnya yang ada di perumahan kami. Sedangkan Icha sudah masuk pondok pesantren di Kuningan, Jawa Barat.

Dari beberapa anak tersebut, ada 2 yang cukup berkesan bagi saya, yaitu Abang dan Aulia karena mereka lah yang paling sering meramaikan rumah kami.

Tentang Abang

Sebenarnya nama aslinya Abang adalah Faras, tapi sejak kecil biasa dipanggil Abang. Waktu kami pindah ke Cikampek mungkin umur Abang baru 3 tahunan. Anaknya ceria dan sukanya lendotan di pangkuan saya atau istri saya. Tapi karena sekarang sudah besar, Abang sudah jarang lendotan. Tapi ada satu kebiasaan Abang yang sampai sekarang belum hilang, yaitu suka pegang telinga saya dan istri saya sambil bilang miu miu miu miu. Sampai sekarang saya masih belum ngerti apa itu maksudnya. Namanya juga anak kecil.. hehe..

Pernah juga suatu hari Abang muter-muter sambil teriak-teriak “Baca aturan pakai, baca aturan pakai, baca aturan pakai.. “. Ngegemesin pokoknya.

Ida dan Abang

Tentang Aulia

Aulia

Namanya Aulia, tapi di perumahan biasanya dipanggil Aul atau Ling-Ling. Saat ini Aul semacam partner in crime nya Elka. Pagi-pagi Aul sudah datang, buka pintu gerbang, lalu masuk sambil manggil “dedek elka, dedek elka..”. Elka juga gak kalah tanggap, dengar ada yang memanggil namanya langsung bangun.

Aul ini sukanya jajan. Penjual jajanan yang lewat pasti disuruh berhenti, lalu ia lari ke rumah manggil mamanya minta uang jajan. Tapi Aul ini sukanya jajan doang, gak pernah dimakan. Nah kadang saya kecipratan rejeki, ngabisin jajannya Aul yang gak dimakan.. hehe

Waktu awal-awal bisa ngomong, Aul sukanya nanya “Ini apa?”. Kadang sampai jengkel juga sih, seharian jawab pertanyaan Aul “Ini apa, ini apa, ini apa, ini apa”. Yah, namanya juga anak kecil. Tapi sekarang saya tau, kalau Aul nanya “Ini apa?”, biasanya dia pengen itu. Misalnya di rumah lagi ada buah Semangka, terus Aul nanya “Ini apa?”. Habis saya dijawab “Ini semangka”, biasanya kami tanya balik, “Mbak Aul mau semangka?”. Akhirnya makan semangka deh berdua sama elka, dan saya makan nanas karena saya sukanya nanas.

Sebentar lagi elka akan segera pindah dari Cikampek, artinya elka tidak akan lagi main bareng Abang dan Aul. Saya kadang terharu kalau ingat bagaimana anak-anak hebat itu mewarnai hidup kami.

Selamat tinggal Abang, selamat tinggal Aul.

Leave a Reply