3 Jam untuk 30 menit

Pagi ini saya bersama seorang teman berangkat menjuju kantor saya. Kami berangkat jam 06.30. Harapannya sih moga-moga gak macet, meskipun sebenarnya ini adalah harapan konyol. Di jakarta kok ngarep gak macet?
Akhirnya dugaan awal bahwa kami tidak akan terjebak macet terbantah dengan sendirinya. Angkot pertama yangg kami tumpangi yang baru berjalan beberapa menit sudah terjebak macet. Selanjutnya bus 71 yang kami tumpangi menuju blok M juga sama nasibnya, sepanjang perjalanan dari Bintaro sampai Blok M padat merayap. Akhirnya setelah 2 jam kami baru sampai di Blok M. Parah. Lanjut dengan Trans Jakarta, dari Blok M sampai dengan Rawamangun ditempuh dalam waktu 1 jam. Lumayanlah, namanya juga Trans Jakarta, punya jalur sendiri yang terbebas dari macet.
Sesampainya di kantor, saya langsung menuju bagian gaji untuk tanda tangan daftar gaji bulan januari dan februari yang belum saya tanda tangani. Dan setelah itu, selesai. Kami habiskan 3 jam perjalanan hanya untuk beberapa tanda tangan.
Tak apalah, petik saja hikmahnya kata hatiku !!. Betul, so apa hikmahnya?
1. Seumur-umur saya di jakarta, baru kali ini ke kantor pusat naik angkutan umum. Sebelum-sebelumnya saya naik motor atau naik mobil sewaan. jadi tahu rasanya naik angkutan umum di jakarta.
2. Terminal bus di jakarta yang sudah saya kunjungi baru Terminal Lebak Bulus dan Terminal Pasar Senen. Nah, hari ini tambah satu lagi Terminal Blok M. Ternyata tidak seruwet yang saya bayangkan.
3. Trans Jakarta sudah beroprasi sejak lama, sialnya saya baru hari ini saya merasakan naik Busway.
Hmmm, saya rasa hanya itu saja yang bisa saya tuliskan saat ini. ^_^

One response

  1. harus dirasakan semua angkutan yang ada di jkt tuh.. bajaj, ojek, busway. angkot, bus sampe kereta api. lezzat semuanya…. hahahaha
    lisa udah pernah ngerasain semuanya paling nyaman naek busway paling menderita naek kereta, paling seru naek bajajj.. greeereehkkk… suaranya bo'.. mantap…

Leave a Reply