Kita Tidak Lagi Saling Menyayangi

Weitzz…. jangan dikira saya akan putus, jangan dipikir saya akan menjomblo lagi, dan saya tetap menyayanginya, akan kutuntaskan semua kisah ini dengan menikahimu..
Waduh waduh, kok dadi ngomong cinta to yo? But, hal ini terpikir beberapa menit yang lalu.
Begini ceritanya, pukul 00.30 saya belum bisa tidur, mengantukpun tidak, malah perutku keroncongan, laper. Akhirnya saya putuskan untuk keluar cari nasi goreng di deket kos. Saya memang baru pertama kali kesana, karena memang saya berusaha menghindari tempat-tempat makan tenda. Ya mungkin kurang sreg saja kalau lihat lokasinya yang berdebu, bising karena di pinggir jalan, kumuh karena deket selokan, dan terakhir adalah karena kurang higienis.
Sewaktu saya datang ke penjual nasgor tersebut, saya terkaget-kaget melihat ibuk penjual nasgor sedang duduk sambil merokok. Waduh, kok tampangnya kayak preman gini ya padahal udah mbok-mbok. Pertanda buruk. Ibu itu melayani dengan tampang yang sangar sekali. Gak ada senyum-senyuman segala. Begitu nasgor selesai, tidak disuguhkan, tapi cuma ngasih tanda nasinya sudah jadi, silakan diambil. Buset. Pertama pegang piringnya, rasanya nyesel banget beli disitu. Piringnya masih berminyak. Kira-kira dicuci pakai sabun gak ya?
Nah, kisah di atas hanya satu gambaran betapa orang-orang kita tidak lagi saling menyayangi. Lihatlah di sekitar kita :
1. Penjual makanan tega menggunakan pewarna tekstil untuk makanan buatanya.
2. Penjual makanan mencuci piring sekenanya, tidak bersih, padahal siapa tahu diantara pembeli makanannya ada yang mengidap penyakit menular.
3. Pengendara kendaraan tidak tahu lagi cara mengendarai secara santun.
4. Banyak orang yang tidak bisa mengucapkan “Tolong”, “Terimakasih”, dan “Maaf”.
5. Semakin banyaknya kasus kejahatan yang terjadi di masyarakat.
6. Kita semakin egois, tidak peduli dengan orang lain.
7. Banyak yang tega menafkahi keluarganya dengan uang yang haram.

Masih banyak lagi yang bisa kita lihat di sekitar kita. Peka, itu kata kuncinya..

Leave a Reply