Berani Hidup, Bukan Berani mati

Baru saja saya mendapat SMS dari teman yang memberi tahu bahwa tetangga saya meninggal dunia karena bunuh diri. Di daerah saya, Gunungkidul, bunuh diri memang cukup sering terjadi. Menurut data, selama semester satu tahun 2009 ini sudah terjadi 12 kasus bunuh diri. Mulai dari anak SD sampai nenek-nenek. Dibandingkan dengan kebupaten lain, Gunungkidul memang mencetak prestasi dalam hal bunuh diri.
Kita tidak bisa menyalahkan orang yang bunuh diri (lha wong sudah mati kok disalahkan, ya percuma). Banyak sebab yang membuat mereka memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri, misalnya : kondisi ekonomi yang buruk, lingkungan, penyakit yang tak kunjung sembuh, bahkan ada yang hanya karena cintanya ditolak sampai nekad bunuh diri.

Berani Hidup
Allah menciptakan penyakit tentu saja beserta penawarnya. Sebuah masalah yang datang menghadang, tidak mungkin tanpa jalan keluar betapapun sulitnya. Masalah itu harus dihadapi, bukan dihindari. Kalau bukan kita yang menyelesaikan, siapa lagi? Orang lain sudah cukup sibuk mengurusi masalah mereka sendiri. Masalah yang tidak diselesaikan, tidak akan akan pernah selesai. Menurut saya, ketika menyelesaikan sebuah masalah, sudah ada masalah lain yang siap menghadang. Jadi, kita harus sadar bahwa selama kita masih bernapas, kita tidak akan pernah bisa lepas dari masalah. Tinggal bagaimana kita menyikapi masalah-masalah tersebut. Apakah Anda mau disebut pengecut?

Hadapi dengan senyuman.
Keep on fighting till the end.

2 responses

  1. coba hidup di Gunung Kidul daerah pelosok selama 1 tahun, ntar jadi tau gimana rasanya…

Leave a Reply